Routing Dinamis
Salam
kawan-kawan semua...jumpa lage ne dalam pembahasan lainnya. kali ini
akan membahas tentang routing dinamis. Routing dinamis merupakan routing
protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update
routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah daripada
menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada yang perbedaan
dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link
jaringan.
Macam-macam routing dinamis
RIP : Routing Information Protocol. Distance
vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain
berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh
paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai 15
hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router
guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan
kecil.
RIP
mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif
setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara
terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki
sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai
16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil,
tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau
jaringan yang menggunakan banyak router.
RIP
v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan
harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim
update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan
sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet
mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless
routing.
Rip terbagi menjadi 2:
> rip versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1 juga merupakan class pul routing.
> rip versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi2 juga merupakan class list routing.
> rip versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi 1 juga merupakan class pul routing.
> rip versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik,rip versi2 juga merupakan class list routing.
RIP memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
> METRIC: Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
> Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
> Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur classless routing.
> METRIC: Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
> Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
> Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur classless routing.
OSPF : Open Shortest Path First.
Link state protocol—menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric
untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat
map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via
multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok
untuk jaringan besar.
OSPF adalah
sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah
vendor jaringan. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya
adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda
tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka
pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route
redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol.
OSPF
bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra.
Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun,
dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg
dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
IGRP : IGRP
merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak
secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector.
Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau
sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu
yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing
adalah:
1) Identifikasi tujuan baru,
2) Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP
adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP
mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini
advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
> Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
> Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
> Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
> Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
> Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
> Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara
default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk
konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi
semua varibel atau yang disebut dengan composite metric.
Variabel-variabel itu misalnya: bandwidth, delay, load, reliability
IGRP
yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma
distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing
protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah
diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih
komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai
jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:
> Protokol Routing Distance Vector,
> Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability,
> Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
> Protokol Routing Distance Vector,
> Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability,
> Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
Tujuan dari IGRP yaitu:
> Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
> Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
> Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
> Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
> Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
> Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran.
> Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya.
> Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
> Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal.
> Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda.
EIGRP : EIGRP
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol
yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai
proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan
sesama router cisco saja.
EIGRP
sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena
EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu:
distance vector dan link state.
EIGRP
dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya
pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur
manakah yang tercepat/terpendek, EGIRP menggunakan algortima DUAL
(Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya.
EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya: neighbor table, topology table, routing table
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:
> Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
> Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
> Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
> Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
> Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
> Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
> Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
> Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.


19.19
Rey End

Posted in:


0 komentar:
Posting Komentar